Suksesi Nasional, Surabaya – Acara Forum Diskusi berkenaan Penyelenggaraan Tol Laut terus dipacu, pada Rabu (18/11/2020) kegiatan diskusi ini dilaksanakan dan dipimpin langsung staf Khusus Menteri Perhubungan (Menhub) Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen (Purn) Buyung Lalana SE di Gedung Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Acara diskusi ini digelar dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelengaraan pelayanan publik angkutan barang di laut. Diskusi ini diikuti sejumlah instansi dan sejumlah elemen terkait antara lain, Kantor Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Pelindo III, Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Operator kapal dan Shipper Tol Laut.
Dalam sambutannya Terkait Tol Laut, Buyung menyampaikan ada sejumlah permasalahan, bagaimana agar disparitas harga di pulau Jawa itu tidak terpaut jauh didaerah – daerah. Sampai saat ini ada tidak keterpautan harga tersebut ?. Jawabnya ada”, tegas Buyung.
Lebih jauh menurut Buyung, diharapkan agar semua pihak baik regulator, operator dan para pengguna jasa Tol Laut harus dapat bersinergi. Tujuannya, bagaimana kebutuhan logistik melalui Tol Laut itu bisa terlaksana dengan baik sehingga harga itu bisa dirasakan oleh semua saudara-saudara yang berada di daerah 3 TB (Terpencil, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan) dan program pemerintahTol Laut ini bisa sukses.
“Pemerintah sejak tahun 2015 sudah membuka sejumlah trayek Tol Laut dan hingga sekarang tetap konsisten agar program Tol harus terlaksana. Sebagai staf khusus Menteri Perhubungan, saya dapat merasakan dan melihat sendiri bagaimana manfaat Tol Laut. Contoh di trayek T 18, dari Surabaya menuju Meraoke dan sebaliknya dengan muatan balik mengangkut kelebihan beras dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Secara rinci Buyung memaparkan, agar gerak Tol Laut dapat lebih maksimal maka dibutuhkan koordinasi guna mencari solusi untuk memecahkan persoalan yang menjadi kendala. Sesuai dengan keinginan dari Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI (Komarves) untuk melaksanakan semacam geladi Tectical Floor Game (TFG) kalau di tentara.
Semua unsur dalam suatu waktu berkumpul untuk melakukan koordinasi, menjadi dinamis di lapangan sehingga segala macam persoalan ada solusinya.
“Jika sebelumnya Tectical Floor Game ini belum diterapkan, siapa berbuat apa dan bagaimana, jelas belum ada. Tetapi dengan latihan dulu berupa TFG semuanya akan terkoordinasi disana,” jelasnya.
Buyung menambahkan, jadwal kapal-kapal Tol Laut sudah tersusun baku di Ditjen Perhubungan Laut dan sudah berjalan dengan baik,. Namun masih perlu membangun koordinasi yang lebih baik dengan semua elemen yang terkait
Seperti di Tanjung Perak ini, ada jadwal dua kapal Tol Laut Logistik Nusantara (Lonus) 1 yang membawa muatan dari wilayah Tahunan menuju ke Surabaya. Sedang besok, ada kapal Loknus 2 yang dioperatori Pelni akan masuk membawa Beras yang surplus di Meraoke sehingga solusinya kita bawa ke Jawa melalui Surabaya,” tandasnya.
Sementara itu, Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Jasa terkait, Capt Bharto Ari Raharjo M Si melengkapi uraian Buyung mengatakan pihaknya sudah menginformasikan kepada semua KSOP, KUPP dan badan usaha pelabuhan (BUP) untuk memprioritaskan kapal Tol Laut.
Karena Tol Laut merupakan program strategis Nasional untuk melancarkannya maka harus ada dukungan dari pihak terkait sehingga Tol Laut dapat tepat waktu dalam pelayarannya.
“Semua kapal sudah ada skedulnya, jadi ketika kapal tiba harus segera disandarkan dan tempat sandar juga merupakan tempat yang benar-benar dapat mengakomodasi dari sisi teknis. Bagaimaja panjang kapal, arus dan sebagainya dengan tingkat keamanan yang baik dengan mengutamakan keselamatan,” paparnya.
Senada dengan utusan Kemenhub, pihak BUP PT Pelindo III (Persero) melalui CEO Regional Jawa Timur, Capt Onny Djayus sangat mendukung program Tol Laut.
“Saya mengambil contoh saat pihak PBM tidak bekerja maka untuk tidak menghambat kegiatan bongkar muat kapal, pegawai yang ada di Pelindo dapat membantu untuk lakukan pekerjaan mereka. Itu bentuk keseriusan kita mendukung program Tol laut,” tegasnya.
Terkait produksi pangan yang dibawa kapal Tol Laut, Onny secara terbuka mengungkapkan, Direktur Operasi PT Pelindo III telah mengumpulkan para staf untuk membantu memasarkannya.
Bahkan, secara keseluruhan pelabuhan yang ada di wilayah Pelindo III seperti pelabuhan Kupang sudah menjadi kegiatan tol laut. “Ini artinya, Pelindo III untuk negeri dengan membantu saudara-saudara kita di wilayah Timur Indonesia”, harapnya.
Harapan dapat terealisasinya program Tol Laut ini datang dari salah satu perwakilan Shipper, Dedy Riyanto owner CV Dewi Srijaya Papua yang mengaku dengan adanya Tol laut dirasakannya sangat membantu.
Dimana kini harga satuan bisa dibawa pasaran, petani juga bisa merasakan karena barang yang di kirim ke Jawa bisa segera terjual dan koordinasinya lebih cepat. Dengan mendapat prioritas untuk kegiatan di pelabuhan, tentu akan sangat membantu yang ada di luar pulau bisa cepat mendistribusikan hasil produksinya.
“Seperti beras, kecepatan dan ketepatan waktu, tentu sangat dirasakan oleh para petani dimana sehabis panen bisa segera didistribusikan. Karena beras premium sifatnya tidak lebih dari tiga bulan setelah panen sehingga untuk tetap menjaga kualitasnya harus segara didistribusikan,” ungkapnya.
Diungkapkan para shipper jika mereka mrlakukan pengiriman dengan menggunakan kapal komersil, akan mengalami sejumlah kendala yang salah satunya tersendat akibatnya harga jadi mahal.
“Dengan menggunakan jasa Tol Laut, jelas kita dapat merasakan keuntungan karena selain cepat juga dapat berkompetisi masalah harga di pasaran,” tambahnya.(dungs)